WHEN - AN - OBJECT - IS - DROPPED

Seandainya saya menjatuhkan sebuah peluru senapan angin dari puncak gedung paling tinggi di dunia dan akhirnya mengenai kepala seseorang, apakah peluru tersebut akan menewaskan orang tersebut?

Tentu saya akan menjawab “Tidak, kawan!!!”…, para pejalan kaki disekitar sears tower di Chicago yang tingginya 443,2 m tidaklah perlu khawatir, aandai kata ada orang paling pemberani pun mugkin hanya akan mengeluarkan umpatan kekesalan saja, namun tidak terdapat bahaya dari eksperimen ilmiah yang mngkin kalian lakukan dari puncak tersebut, ( dan tentunya disini kita tidak akan membahas kemungkinan bila sobat semua menggunakan balon berisi air dalam eksperimen ini, hehehe ~_^)

Lanjut gan,,,,,okay,,,,,mungkin yang muncul dalam benak sobat semua pastilah salah satu pelajaran dari pak guru fisika tentang “percepatan akibat gravitasi”, yang mengatakan kalu sebuah benda yang jatuh dari ketinggian tertentu makin lama akan makin mempunyai kecepatan yang besar, memang begitulah pelajara fisika mengenai gerka benda jatuh bebas. Ketika sebuah benda jatuh, benda tersebut akan terus menerus ditarik oleh gravitasi, maka tidak perduli lajunya, gravitasi akan membuatnya makin cepat dan makin cepat, benda jatuh tersebut mengalami percepatan atau yang sering disebut dengan “akselerasi”.

Dalam skenario seperti ini, kita mungkintidak terkejut jika pellet, BB, atau peluru senapan angin, asal diberi waktu yang cukup untuk jatuh, akhirnya akan meluncur dengan kecepata peluru seoran sniper, atua bahkan secepat cahaya. Perhitungan menggunkan persamaan gravitasi menunjukkan bahwa setelah jatuh dari ketinggian 443,2 m , sebuah benda (apapun benda tersebut) akan meluncur dengan laju sekitar 335 km/jam, oleh sebab itu berhati-hatilahmereka yang sedang berada dibawah menara, hehehe (canda kaliii).

Eeiiitttss…tapi tunggu dulu sobat !!!!, semua tadi menggunakan pengandaian tidak ada apapun diantara orang sinting di atas (anda?) dan sasaran di bawah. Ternyata ada, yaitu udara. Keharusan menyibak udara jelas menyebabkan sebuah benda jatuh mengalami pelambatan. Kalu begitu kondisinya,,berarti sekarang kita mempunyai dua gaya saling berlawanan yaitu gaya gravitasi bumi yang cenderung mempercepat jatuhnya benda dan hambatan udara yang cenderung memperlambat jatuhnya benda tersebut.

Seperti gaya gaya yang saling berlawanan manapu di alam raya ini, kedua gaya tersebut akhirnya menyepakati sebuah kompromi (dalam ensiklopedia bebasnya, hehhe) yang secara matematika pun tetap eksak. Perlambatan oleh udara meniadakan porsi yang sama pada kecepatan gravitasi, dan ini membatais kecepatan jatuh maksimum sebuah benda tidak perduli berapa lama ia jatuh. Benda tersebut akan semakin cepat hanya pada titik tertentu, namun setelah itu ia akan jatuh dengan laju konstan.

Sudah barang tentu hambatan udara akan berbeda- beda yang barang kali akan anda jatuhkan dari puncak gedungn yang tinggi, warning “hambatan akan sangat berkurang bagi seekor ayam yang siap dipanggang, misalnya, disbanding hambatan terhadap ayam yang masih hidup, sehat wal afiat, heheh”. Oleh sebab itu, laju maksimum setiap benda berbeda melalui udara akan berbeda-beda pula, jika udara tidak ada, laju mereka setelah selang waktu yang sama akn sama pula, tidak perduli berat masing-masing semisal seekor sapi yang yang dijatuhkan dari tower BTS telkomsel disbanding dengan seorang anak kecil yang dengan santainya menjatuhkan sebutir upil saat ia sedang asyik-asyiknya mengupil di atas tower tersebut (hayoo..anaknya siapa tu hayoo ngaku!!! hehhe).

Untuk sebuah pellet (bukan peletnya mbah empok dukun lho, ni srius!!) atau sebutir peluru senapan angin, hambatan udara akan sedemikian sehingga laju finalnya sesampai di ketinggian jalan betul-betul tidak membahayakan, termasuk buat kepala yang botak (‘ehmmm….jangan dianggap guyon, hehehe), dan laju maksimum itu akan tercapai setelah menempuh jarka beberapa lantai saja, maka ekspedisi ilmiah ke Chicago sama sekali tidak perlu (lagian mahal ongkos naik pesawat ke sana).

Tentu saja seobat semua harus ingat kalau yang mempengaruhi kekuatan perusakan sebuah benda jatuh bukan hanya laju atau kecepatan melainkan “momentum”, yang mana momentum itu sendiri adalah kombinasi dari kecepatan dan berat. Bahkan walaupunkecepatan akhir sebuah bola bowling yang sobat semua jatuhkan mungkiin tidak secepat peluru, dampaknya terhadap seorang pejalan kaki bias parah sekali karena beratnya.

Mudah mudahan sobat semua sudah mempunyai feeling soal ini, (heheh ~_^)….sampai jumpa lagi sobat di artikel selanjutnya, salam dari ahid arrusmani

Mengukur - Suhu - dengan - Jangkrik

Sesuai dengan fakta penciptaan alam smesta ini, Allah swt tidak menciptakan alam semesta secara sia-sia, semua materi (manusia,hewan,tumbuhan,tanah dll) yang terkandung di dalamnya (baik padat,cair dan gas) mempunyai peran dan manfaat masing-masing. Sebagai contoh konkrit yang perlu kita kaji, yaitu ”jangkrik”,yang sering kita kenal sebagai satwa berdarah dingin ini ternyata tanpa kita sadari mempunyai peranan yang cukup besar dalam memberitahukan informasi terhadap perubahan alam yang tiba-tiba seperti yang kita alami sekarang ini, khususnya dalam perubahan temperatur alam sekitar kita. Lantas apakah sebenarnya mahluk ini?, apa kegunaan dan hubungannya terhadap perubahan alam yang spontan ini?, dan bagaimankah cara kerja mereka dalam memberikan informasi terhadap perubahan alam yang tiba-tiba ini?.

”Hewan berdarah dingin!”, benar, itulah jawabnya jika kita mendapati pertanyaan apakah jangkrik itu?. Jangkrik merupakan satwa berdarah dingin yang mana Allah telah merancang mereka sedemikian rupa sehingga mereka menjalankan fungsi tubuh sesuai dengan pengaruh temperatur lingkungan sekitar, mereka akan berberderik lebih cepat pada temperatur lebih tinggi dibandingkan derik mereka pada saat temperatur lebih rendah. Lantas apakah kegunaan dan hubungannya mereka terhadap perubahan alam yang mendadak ini?, tentu saja jawabnya adalah mereka (melalui deriknya) sebagai penerjemah sekaligus pertanda bahwa temperatur alam sekitar kita sedang mengalami kenaikan yang begitu berarti (baik akibat ulah manusia sendiri maupun faktor lain) sehingga tak ayal lagi kalu akhir-akhir ini kita menderita sindrome kepanasan akibat suhu tentunya.

Kalau begitu, bagaimanakah cara kerja mereka dalam memberikan informasi kepada kita terhadap perubahan alam yang tiba-tiba ini?. Sejauh yang kita ketahui semua satwa berdarah dingin menjalankan fungsi tubuh mereka lebih cepat pada temperatur lebih tinggi, bandingkan saja seberapa cepat semut berlari antara cuaca dingin dan cuaca panas. Jangkrik tidak dikecualikan pula, derik mereka telah dirancang oleh hukum Allah untuk menyesuaikan diri secara langsung dengan temperatur. Untuk memahami pesan yang mereka bawa , kita tinggal memakai rumus untuk menerjemahkannya.

Dalam hal ini faktor kimiawi lebih berperan dari pada faktor biologi. Semua mahluk hidup diatur oleh Allah swt melalui reaksi-reaksi kimia, dan reaksi-reaksi kimia pada umumnya berjalan lebih cepat pada temperatur lebih tinggi. Hal itu karena suatu bahan kimia tidak dapat bereaksi dengan bahan-bahan lain kecuali mereka saling kontak (molekul yang satu bertemu dengan molekul yang lain). Makin tinggi temperatur , makin cepat pula gerak molekuk-molekul dan makin sering mereka saling bertumbukan dan bereaksi. Orang-orang kimia senang menerapkan aturan sederhana bahwa sebuah reaksi kimia menjadi dua kali lebih cepat untuk setiap kenaikan temperatur sepuluh derajat Celciuas. Untungnya Allah menciptakan kita (para mahluk berdarah panas) agar dapat mempertahankan temperatur konstan sehingga irama hidup kita juga konstan.

Ternyata, jangkrik berderik lebih cepat ketika mereka merasa lebih hangat ataupun panas. Cara terbaik untuk mengukur temperatur ala jangkrik ini adalah dengan mendengarkan langsung derik mereka. Hitunglah jumlah deriknya selama 15 detik, kemudian tambahkan dengan angka 40, maka derik mereka akan terbaca dengan angka temperatur dalam derajat Fahrenheit .adapun negeri yang menerapkan sistem matrik (sepertihalnya indonesia), jangkrikpun akan tunduk pada sistem tersebut, yakni menderikkan angka dalam derajat Celcius. Dalam hal ini temperatur dalam derajat Celcius dapat dihitung dengan menjumlahkan derik mereka selama 8 detik kemudian menambahnya dengan angka 5. Disitulah kita dapat menerjemahkan panas yang diinformasikan jangkrik dalam satuan derajat celcius , keunikan ini ada karna Allah lah yang telah merancang, menciptakan dan mengukur sedemikian rupa pada tatanan keseimbangan alam semesta ini,maha besar Allah Tuhan semesta alam.

EMO GIRL


VANESSA HUDGENS recalls that when she first read the screenplay for her new film, “Bandslam,” her role was described as “deadpan,” “introverted,” “a bit off.”

“I said, ‘I’m so in.’ ”

For the enlightenment of those who have already celebrated their 11th birthdays, Ms. Hudgens has spent the last four years playing the sweetly smiling, sweetly singing Gabriella in the “High School Musical” movies, becoming the contemporary answer to Annette Funicello and helping make the Disney Channel the daily destination of tweens everywhere. Gabriella is the kind of gilded trap from which successful child actresses have struggled to free themselves since Shirley Temple, not always with graceful exits. Ms. Hudgens’s decision to counter her own image, therefore, seems as logical, and tactical, as any.

“Bandslam,” opening Friday, was directed by Todd Graff (“Camp”) and is set in a New Jersey high school whose culture is dominated by an annual battle of the bands. (“Think high school football in Texas,” one character explains.) There are heavy favorites, but that doesn’t stop the new student, Will (Gaelan Connell) from leading fellow outsiders toward rock ’n’ roll victory, especially after he’s asked to do so by an ex-cheerleader/killer vocalist/all-round hottie named Charlotte (Aly Michalka). Ms. Hudgens’s character, Sa5m (“The five is silent”), is an emo girl who speaks slowly because of a stutter, resembles Ally Sheedy in “The Breakfast Club” and is ostensibly the female lead, even if Ms. Hudgens argues to the contrary.

“I’d say Aly,” she said, when asked which actress has the starring role. “I’d say she’s the leading lady. I’m completely fine with the fact that I’m not the star of this movie. For me it doesn’t matter how big the part is, just as long as it’s a memorable character.”

It’s clear from the start, however, that Ms. Hudgens is the movie’s loaded gun and is going to go off spectacularly. At this, she giggled.

“It was great,” she said. “I feel like I only want to play characters that you get to see evolve, and you see Sa5m go on this journey. And I think it’s great for kids to see another person who’s so far off from the normal girl. It was awesome. My whole rock sequence at the end was — awesome.”

Casting Ms. Hudgens, despite her huge fan base, was something of a gamble. “Bandslam,” from an original script by Josh A. Cagan,” was reworked by Mr. Graff, who intended to tell “the story of Brian Epstein at 16.” What the results resemble more than anything is the Richard Linklater movie “School of Rock.”

“Thank you,” said the producer Elaine Goldsmith-Thomas, who bought the Cagan script five years ago. “I don’t take anything away from ‘High School Musical,’ but this is so not ‘High School Musical.’ ” But Ms. Goldsmith-Thomas’s concern points up the Hudgens “Bandslam” conundrum: How do you avail yourself of Ms. Hudgens’s following without positioning your movie as another tween musical? Especially when that movie is so music driven (and stars another Disney alum, Ms. Michalka)? The calculation is that as the actor ages (Ms. Hudgens is 20), so do her fans, and they’ll follow her into the older fare represented by “Bandslam” and Sa5m.

“I hope so,” she said. “I think once they see it, they’ll understand it is for an older audience. I just hope that people don’t think it’s the stereotypical high school musical.”

Ms. Hudgens has been doing the “High School Musical” movies since she was 16; before that, she appeared in “Thunderbirds, and had a role in Catherine Hardwicke’s dark, provocative “Thirteen.” But Gabriella was, and so far is, the calling card, and Disney the motor, behind Ms. Hudgens’s professional momentum.

“Disney is an incredible machine,” she said. “They really have it down and figured it out. There’s so much power with the channel. Kids will watch anything that’s on it. When these kids are put on these shows, the kids at home are living and breathing the channel, and they grow to love these people. It’s crazy.”

Ms. Hudgens’s relationship with Disney was strained two years ago when nude photos of her appeared online. A mention of it causes her visible pain: “It still hurts me to this day that someone would do that. But it’s the past, and I got over it, and I’m still working. So it hasn’t killed me.”

It certainly didn’t prevent her from appearing in another “High School Musical.” “I’m still in the third one,” she said with a smile. “You couldn’t do a third one without Gabriella.”

Given her experiences, it’s unsurprising that Ms. Hudgens “hates” the Web. She isn’t fond of paparazzi either. “We went to the restaurant next door yesterday,” she said at her Manhattan hotel, “and I look across the street and see lenses. They waited in their cars the rest of the day, so I stayed in my room the rest of the day.”

Does a lack of attention ever worry her?

“God, no, are you kidding?” she said. “It makes me a happier person. I say, ‘Thank you, Lord, for blessing me today.’ ”

In an industry where talented people can evaporate because of attitude, Ms. Hudgens seems precociously grounded.

“She was gigantically famous from the ‘High School Musicals,’ but I hadn’t seen ‘High School Musical’ at the time, because I’m not a 12-year-old girl,” said Mr. Graff, who added that Summit Entertainment and Walden Media, the studios for “Bandslam,” were eager that she be considered. “So I said, ‘I’m more than happy to have her come in and audition if she’s willing to do that.’ And she was cool about it.”

Ms. Hudgens isn’t resting on any laurels. Or resting at all. Having just finished “Beastly,” an update of “Beauty and the Beast,” she was heading off to Vancouver to shoot “Sucker Punch,” in which she plays a young woman confined to a mental institution, who fantasizes it’s a brothel.

“I’m always known as ‘that girl who’s singing in that movie,’ you know?” she said. In “Sucker Punch,” she added happily, “I get to fight and shoot a lot of people.”

this article was edited from http:/www,nytimes,com/2009/08/09/movies/09ande.html?hpw

BIOGRAFIA EINSTEIN


Albert Einstein (14 Maret 1879–18 April 1955) adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".

Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia.


Pada tahun 1999, Einstein dinamakan "Orang Abad Ini" oleh majalah Time. Kepopulerannya juga membuat nama "Einstein" digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan lain, dan akhirnya "Albert Einstein" didaftarkan sebagai merk dagang. Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.

1. Masa muda dan universitas

Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart. Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola. Pada umur lima, ayahnya menunjukkan kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada otaknya (diteliti setelah kematiannya).

Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini, dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger, sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme. Einstein mulai belajar matematika pada umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat bingung pada tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal remaja dengan memberikan usulan dan buku tentang sains dan matematika. Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari Munich ke Pavia, Italia (dekat Milan). Albert tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum bergabung kembali dengan keluarganya di Pavia. Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk Eidgenössische Technische Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada tahun berikutnya adalah sebuah langkah mundur;j dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau, Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada tahun 1896, Einstein beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule. Pada tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak bekewarganegaraan.

Pada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva Maric, seorang Serbia yang merupakan teman kelasnya (juga teman Nikola Tesla). Pada tahun 1900, dia diberikan gelar untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule dan diterima sebagai warga negar Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein mendiskusikan ketertarikannya terhadap sains kepada teman-teman dekatnya, termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki seorang putri bernama Lieserl, lahir dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl, pada waktu itu, dianggap tidak legal karena orang tuanya tidak menikah.

2. Kerja dan Gelar Doktor

Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan pekerjaan mengajar, keterburuannya sebagai orang muda yang mudah membuat marah professornya. Ayah seorang teman kelas menolongnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss dalah tahun 1902. Di sana, Einstein menilai aplikasi paten penemu untuk alat yang memerlukan pengatahuan fisika. Dia juga belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding dengan penjelasan yang buruk, dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya secara benar". Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi kepraktisan hasil kerja mereka. Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903. Pernikahan Einstein dengan Mileva, seorang matematikawan, adalah pendamping pribadi dan kepandaian; Pada 14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans Albert Einstein, lahir. Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar doktor setelah menyerahkan thesis "Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen" ("On a new determination of molecular dimensions") dalam tahun 1905 dari Universitas Zürich.

Di tahun yang sama dia menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika modern, tanpa banyak sastra sains yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam sains yang dapat ia diskusikan tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa ketiga thesis itu (tentang gerak Brownian), efek fotoelektrik, dan relativitas spesial) pantas mendapat Penghargaan Nobel. Tetapi hanya thesis tentang efek fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini adalah sebuah ironi, bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapi juga karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar biasa adalah, dalam setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori fisika ke konsekuensi logis dan berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade. Dia menyerahkan thesis-thesisnya ke "Annalen der Physik". Mereka biasanya ditujukan kepada "Annus Mirabilis Papers" (dari Latin: Tahun luar biasa). Persatuan Fisika Murni dan Aplikasi (IUPAP) merencanakan untuk merayakan 100 tahun publikasi pekerjaan Einstein di tahun 1905 sebagai Tahun Fisika 2005.

3. Gerakan Brownian

Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama "On the Motion—Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat—of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid", mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang memuaskan setelah beberapa dekade setlah ia pertama kali diamati, memberikan bukti empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial. Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang berguan, tetapi fisikawan dan kimiawan berdebat dengan sengit apakah atom benar suatu benda yang nyata. Diskusi statistik Einstein tentang kelakuan atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk menghitung atom hanya dengan melihat melalui mikroskop biasa. Wilhelm Ostwald, seorang pemimpin sekolah anti-atom, kemudian memberitahu Arnold Sommerfeld bahwa ia telah berkonversi kepada penjelasan komplit Einstein tentang gerakan Brownian.

SEJARAH FACEBOOK

Facebook merupakan sebuah social networking yang baru saja dirintis pada tahun 2006 oleh seorang mahasiswa Harvard yang bernama Mark Zuckerberg. Mark Elliot Zuckerberg atau Mark Zuckerberg lahir lahir pada 14 Mei 1984 di Dobbs Ferry, Westchester County, New York, Amerika Serikat (AS).

Ide berawal ketika dia bersekolah di Exeter High School, New HampshireSaat itulah dia berkenalan dengan Adam D’Angelo. Zuckerberg lulus dan masuk Harvard University, awalnya membuat program Coursematch yang memungkinkan mahasiswa di kelas yang sama bisa melihat daftar teman-teman sekelas. Proyek selanjutnya membuat facemash.com. Lewat situs ini para pengunjung bisa memberi stempel “keren” atau “jelek” foto seorang siswa, dan membuat Zuckerberg dipanggil oleh Badan Administrasi Universitas Harvard karena dianggap membobol sistem keamanan komputer kampus, melanggar peraturan privasi di internet, dan melanggar hak cipta.

Oleh karena itu ia mebuat Facebook dan diluncurkannya pada tahun 2004. Dalam waktu singkat duapertiga mahasiswa Harvard jadi pengguna Facebook. Teman sekamarnya, Dustin Moskovitz dan Chris Hugh, dberhasil mengembangkan sayap ke Universitas Stanford, Columbia, Yale, Ivy College, dan beberapa sekolah lainnya di wilayah Boston. Dalam waktu singkat, mereka meluncurkan Facebook ke 30 sekolah.

Zuckerberg bersama Moskovitz dan beberapa teman lain pindah ke Palo Alto, California, liburan musim panas 2004 menyewa rumah kecil buat kantor. Oleh karena ingin mengerjakan Facebook dengan serius mereka meninggalkan Harvard. Di kantornya itulah Zuckerberg bertemu Peter Thiel, pendiri Paypal, yang ngasih dana segar sebesar US$ 500.000 ,merupakan investor pertama mereka sehingga mereka bisa pindah ke kantor yang lebih besar di di Universitas Avenue yang dinamai sebagai kantor “Kampus Urban”

Pada 23 Agustus 2005 Zuckerberg membeli domain facebook.com dari Aboutface Corporation senilai US$ 200.000 atau sekitar Rp 1,86 miliar. Pada 2 September 2005, Zuckerberg meluncurkan situs Facebook khusus untuk anak-anak sekolah menengah atas. Hanya dalam waktu 15 hari sejak peluncurannya, sebagian besar sekolah di AS sudah menjadi anggotanya. pada akhir tahun 2005, Facebook telah mencakup sekitar 2.000 kampus dan 25.000 sekolah menengah atas di AS, Kanada, Inggris, Meksiko, Puerto Riko, Australia, Selandia Baru, dan Irlandia.

Pada 27 Februari 2006, dia mulai mengizinkan para mahasiswa yang menjadi pengguna situs ini untuk menambahkan siswa-siswa SMA sebagai temannya. BusinessWeek, melansir kabar bahwa Zuckerberg tengah bernegosiasi dengan calon pembeli potensial Facebook. Tapi, akhirnya, dia menolak tawaran yang disebut-sebut bernilai US$ 750 juta atau sekitar Rp 6,97 triliun. Pasalnya, Zuckerberg menganggap harga itu terlalu murah. Saat itu, dia memperkirakan nilai Facebook US$ 2 miliar.

Pada April 2006, investor pertama situs ini, yaitu Peter Thiel, Greylock Partners, dan Meritech Capital Partners, menambah investasi di Facebook dengan menyetorkan dana US$ 25 juta. Facebook pun masuk ke India melalui Institut Teknologi India dan Institut Manajemen India.

Dia juga memberikan fasilitas Facebook Notes. Fitur baru ini merupakan fitur blogging yang memungkinkan pengguna memberikan tagging, memasukkan gambar, dan fitur-fitur lainnya. Selain itu, pengguna bisa mengimpor blog dari situs Xanga, LiveJournal, Blogger, dan situs blogging lainnya. Berkat fitur baru tersebut, pembaca bisa memberikan komentar terhadap tulisan yang dimuat pengguna Facebook. September 2006, Zuckerberg membuka layanan Facebook bagi semua pengguna internet. Namun, langkah ini justru menuai protes dari para pengguna dan pelanggan setianya. Alhasil, dua minggu berselang Facebook terpaksa membenahi layanan baru itu dengan membuka pendaftaran bagi pengguna internet yang mempunyai alamat surat atau e-mail yang jelas.

Peter Thiel, memprediksi pendapatan situs ini pada 2015 nanti bisa mencapai US$ 1 miliar. Nah, pada saat itu, nilai perusahaan pun bakal ikut meroket menjadi sekitar US$ 8 miliar. Ada juga iklan baris gratis di Facebook. Fitur yang diberi nama Facebook Marketplace ini diluncurkan pada 14 Mei 2007. Layanan baru ini pun langsung menjadi pesaing perusahaan-perusahaan online lain. Craigslist yang sudah lebih dulu menempatkan iklan baris di situsnya. Bisnis Zuckerberg pun kian mengalir lancar. Bahkan, Apple rela memperpanjang kerja sama dengan Facebook untuk memajang contoh musik iTunes.

Facebook membeli perusahaan Parakey Inc., dari Blake Ross dan Joe Hewitt, pada Juli 2007. Parakey adalah produsen aplikasi komputer yang mempermudah transfer data berupa tulisan, gambar, dan video ke sebuah situs di internet. Bill Gates, pada Oktober 2007 membeli 1,6% saham Facebook seharga US$ 240 juta. Pasalnya, Zuckerberg tidak berniat menjual semua saham Facebook sekaligus. Alasannya sederhana dan sungguh mulia, dia ingin Facebook tetap independen.

Pada 7 November 2007, situs ini meluncurkan layanan terbaru berupa pemasangan iklan dengan sistem yang disebut Facebook Beacon. Triliuner Hongkong, Li Ka-shing, tertarik untuk menanamkan duit senilai US$ 60 juta di Facebook pada 30 November 2007.

Sekarang jumlah pegawainya sendiri telah mencapai 400 orang. Namun, Facebook adalah perusahaan unik. para eksekutif dan petingginya masih berusia muda, antara 24 tahun-37 tahun. Markas besar Facebook lebih mirip asrama mahasiswa. Para pegawai, yang setiap hari mendapat jatah makan gratis, bekerja sambil melakukan kegiatan favoritnya. Ada yang bermain gitar, bersepeda, main pesawat kontrol, atau bergoyang ditemani musik racikan seorang disc jockey (DJ). Mereka juga tak perlu berpakaian rapi. Celana pendek dan sandal jepit adalah kostum favorit mereka di kantor. Zuckerberg mengaku ogah suasana kantor yang terlalu formal.

Meski sudah mampu menghimpun harta kekayaan hingga US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27,9 triliun Zuckerberg tetap tampil apa adanya, seperti pemuda kebanyakan yang menggemari pakaian santai.

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


Universitas Islam Indonesia didirikan pada tanggal 27 Rajab 1364 H atau bertepatan dengan 8 Juli 1945 (40 hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia), dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. STI adalah cita-cita luhur tokoh-tokoh nasional Indonesia yang melihat kenyataan bahwa ketika itu pendidikan tinggi yang ada adalah milik Belanda (Technische Hoogeschool atau Institut Teknologi Bandung kini, Recht Hoogeschool di Jakarta dan Sekolah Tinggi Pertanian di Bogor (Institut Pertanian Bogor sekarang). STI lahir untuk menjadi bukti adanya kesadaran berpendidikan pada masyarakat pribumi.

Dibidani oleh tokoh-tokoh nasional seperti Dr. Mohammad Hatta (Proklamator dan mantan Wakil Presiden RI), Moh. Natsir, Prof. KHA. Muzakkir, Mohamad Roem, KH. Wahid Hasjim, dll, menjadikan STI sebagai basis pengembangan pendidikan yang bercorak nasional dan Islamis serta menjadi tumpuan harapan seluruh anak bangsa.

Seiring hijrahnya ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta, maka STI pun hijrah dan diresmikan kembali oleh Presiden Soekarno pada tanggal 27 Rajab 1365 H atau bertepatan dengan tanggal 10 April 1946 bertempat di Dalem Pangulon Yogyakarta. Untuk peningkatan peran dalam perjuangan, maka STI yang kala itu menjadi satu-satunya perguruan tinggi Islam, diubah menjadi universitas dengan nama University Islam Indonesia atau sekarang Universitas Islam Indonesia (Islamic University of Indonesia, Al Jamiah Islamiyah Al Indonesiyah) pada tahun 1947.

Realisasi perubahan STI menjadi UII didahului pembukaan kelas pendahuluan (semacam pra universitas) yang diresmikan pada bulan Maret 1948 di Pendopo nDalem Purbojo, Ngasem Yogyakarta. Sedangkan pembukaan UII (menggantikan STI) secara resmi diselenggarakan pada tanggal 27 Rajab 1367 H (bertepatan dengan tanggal 4 Juni 1948) bertempat di nDalem Kepatihan Yogyakarta dan mendapat kunjungan dari para menteri serta pejabat sipil dan militer lainnya.

Dengan demikian, pada tanggal 27 Rajab (4 Juni 1948) hadirlah University Islam Indonesia yang merupakan wajah baru STI dan telah resmi beroperasi sejak tiga tahun sebelumnya di Negara Republik Indonesia. Pada saat diresmikan UII membuka empat Fakultas, yaitu: Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Agama.

UII sebagai universitas swasta tertua di Indonesia, kemudian berkembang sangat pesat dengan lebih 22 fakultas cabang, tersebar diseluruh Indonesia (Surakarta, Madiun, Purwokerto, Gorontalo, Bangil, Cirebon dan Klaten) dengan pusatnya di Yogyakarta.

Namun seiring dengan kebijaksanaan pemerintah bahwa cabang universitas harus ditiadakan, maka cabang-cabang ini kemudian tumbuh sebagai perguruan tinggi baru (baik negeri ataupun swasta) atau tergabung dengan perguruan tinggi negeri yang telah ada. Jadi secara tidak langsung UII mendorong tumbuh dan berkembangnya perguruan-perguruan tinggi di berbagai kota di Indonesia dan UII secara nyata menjadi bagian dari sejarah pendidikan nasional itu sendiri. Sebagai contoh, cabang UII Fakultas Kedokteran di Solo telah menjadi inisiasi bagi berdirinya UNS Solo.

Satu misi sederhana dalam kata namun berat, sangat berat, bahkan dalam kenyataannya yang teremban dalam perjalanan sejarah ini adalah mewujudkan kata-kata Bung Hatta dalam pidato peresmian UII kala itu: "Di Sekolah Tinggi Islam ini akan bertemu agama (religion) dengan ilmu (science) dalam kerjasama yang baik untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

BIOGRAFI SAOSIN


We speak in different voices, when fighting with the ones we’ve loved…

Sepenggal lirik lagu Voices dari band yang ber-genre emo yang bernama Saosin. Band asal Chicago, Amerika Serikat ini membuat panas Tennis Indoor Senayan, 20 Mei 2007 kemarin. Band yang terdiri dari Cove Reber (vokal), Beau Burchell (gitar), Justin Shekoski (gitar), Chris Sorenson (bass), dan Alex Rodriguez (drum) ini berhasil membuat penonton yang ada disana terhibur.

Konser ini dibuka sama Saint Loco yang udah dikenal sama penikmat musik rock di Indonesia. Dengan lagu pembuka berjudul Mirophone Anthem, mereka berhasil memanaskan suasana pada malam itu. Kualitas vokal yang mereka tampilkan hampir sama kayak Linkin Park yang memadukan rap dan rock. Suatu kebanggaan buat mereka bisa menjadi opening act band yang lagi naik daun di Amerika dan di Indonesia sendiri.

Waktu Saosin masuk ke panggung, semua penonton yang datang langsung berteriak senang, mereka membuka konser dengan lagu It’s Far Better to Learn. Selain itu mereka juga membawakan beberapa lagu yang menjadi hits-nya pada album self titled perdananya, Voices, You’re Not Alone, Follow And Feel dan lainnya. Saosin juga membawakan lagu dari album sebelumnya seperti Seven Years, Mookies Last Christmas, dan 3rd Measurement In C . Mereka menutup konsernya dengan lagu Some Sense of Security. Performance mereka keren banget dan membuat puas semua penonton yang datang disana. Mereka mengaku kalaul konsernya di Indonesia adalah konser paling heboh yang pernah dialami sebelumnya.

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes